Inilah Profil Lengkap Anies Baswedan Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah
0
komentar
Anies RasyidBaswedan Ph.D., (lahir di Kuningan, Jawa Barat, 7 Mei 1969 adalah adalah seorang intelektual dan
akademisi asal Indonesia.
Cucu dari pejuang kemerdekaan Abdurrahman
Baswedan, ia menginisiasi gerakan Indonesia
Mengajardan menjadi rektor termuda yang pernah dilantik oleh sebuah
perguruan tinggi di Indonesia pada tahun 2007, saat menjadi rector Universitas
Paramadina pada usia 38 tahun.
Menjelang pemilihan umum presiden Indonesia 2014, ia
ikut mencalonkan diri menjadi calon presiden lewat konvensi Partai Demokrat.
Pada Tanggal
26 Oktober 2014 Anies Baswedan dilantik menjadi Meteri Kebudayaan dan
Pendidikan Dasar dan Menengah pada Kabinet Kerja di bawah Kepemimpinan Presiden
Joko Widodo
Masa kecil Anies Baswedan
Anies
dilahirkan di Kuningan, Jawa Barat pada
tanggal 7 Mei 1969 dari pasangan Rasyid Baswedan dan Aliyah Rasyid. Anies mulai
mengenyam bangku pendidikan pada usia 5 tahun. Saat itu, ia bersekolah di TK
Masjid Syuhada. Menginjak usia enam tahun, Anies masuk ke SD Laboratori,
Yogyakarta.
Masa remaja dan kuliah Anies Baswedan
Setelah lulus
SD, Anies diterima di SMP Negeri 5 Yogyakarta. Dia
bergabung dengan Organisasi Siswa Intra Sekolah di sekolahnya, dan
menduduki jabatan sebagai pengurus bidang humas yang dijuluki sebagai
"seksi kematian," karena tugasnya mengabarkan kematian. Anies
juga pernah ditunjuk menjadi ketua panitia tutup tahun di SMP-nya.
Lulus dari
SMP, Anies meneruskan pendidikannya di SMA
Negeri 2 Yogyakarta. Dia tetap aktif berorganisasi hingga terpilih
menjadi Wakil Ketua OSIS, dan mengikuti pelatihan kepemimpinan bersama tiga
ratus orang Ketua OSIS se-Indonesia. Hasilnya, Anies terpilih menjadi Ketua
OSIS se-Indonesia pada tahun 1985. Pada tahun 1987, dia terpilih untuk
mengikuti program pertukaran pelajar AFS dan tinggal selama setahun di Milwaukee,
Wisconsin, Amerika Serikat. Program
ini membuatnya menempuh masa SMA selama empat tahun dan baru lulus pada tahun
1989.
Sekembalinya
ke Yogyakarta, Anies mendapat kesempatan berperan di bidang jurnalistik. Ia
bergabung dengan program Tanah Merdeka di Televisi Republik Indonesia cabang Yogyakarta, dan
mendapat peran sebagai pewawancara tetap tokoh-tokoh nasional.
Masa kuliah Anies Baswedan
UGM
(1989-1995)
Anies
diterima masuk di Fakultas Ekonomi, Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta. Dia tetap aktif berorganisasi, bergabung
dengan Himpunan
Mahasiswa Islam dan menjadi salah satu anggota Majelis
Penyelamat Organisasi HMI UGM.
Di
fakultasnya, Anies menjabat sebagai Ketua Senat Mahasiswa dan ikut membidani
kelahiran kembali Senat Mahasiswa UGM setelah pembekuan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Dia terpilih menjadi Ketua Senat Universitas pada kongres tahun 1992, dan
membuat beberapa gebrakan dalam lembaga kemahasiswaan. Anies membentuk Badan
Eksekutif Mahasiswa (BEM) sebagai lembaga eksekutif memosisikan
senat sebagai lembaga legislatif,
yang disahkan oleh kongres pada tahun 1993. Masa kepemimpinannya juga ditandai
dengan dimulainya gerakan berbasis riset, sebuah tanggapan atas tereksposnya
kasus BPPC yang menyangkut putra Presiden Soeharto,Hutomo
Mandala Putra. Anies turut menginisiasi demonstrasi melawan
penerapan Sistem Dana Sosial Berhadiah pada
bulan November 1993 di Yogyakarta.
Pada tahun
1993, Anies mendapat beasiswa dari untuk JAL Foundation untuk
mengikuti kuliah musim panas di Sophia University, Tokyo dalam bidang kajian Asia. Beasiswa
ini ia dapatkan setelah memenangkan sebuah lomba menulis mengenai lingkungan.
Amerika Serikat (1997-2005)
Setelah lulus
kuliah, Anies bekerja di Pusat Antar Universitas Studi Ekonomi UGM, sebelum
mendapat beasiswa Fulbright dari AMINEF untuk melanjutkan kuliah masternya dalam bidang
keamanan internasional dan kebijakan ekonomi di School of Public Affairs, University of Maryland, College Park pada
tahun 1997. Ia juga dianugerahi William P. Cole III Fellow di universitasnya,
dan lulus pada bulan Desember 1998.
Sesaat
setelah lulus dari Maryland, Anies kembali mendapatkan beasiswa untuk
melanjutkan kuliahnya dalam bidang ilmu politik di Northern Illinois University pada
tahun 1999. Dia bekerja sebagai asisten peneliti di Office of Research,
Evaluation, and Policy Studies di kampusnya, dan meraih beasiswa Gerald S.
Maryanov Fellow, penghargaan yang hanya diberikan kepada mahasiswa NIU yang
berprestasi dalam bidang ilmu politik pada tahun 2004. Disertasinya doktoralnya
yang berjudul Regional Autonomy and Patterns of
Democracy in Indonesia menginvestigasi efek dari
kebijakan desentralisasi terhadap
daya respon dan transparansi pemerintah daerah serta partisipasi publik,
menggunakan data survei dari 177 kabupaten/ kota di Indonesia. Dia lulus pada
tahun 2005.
Karier Anies Baswedan
Dalam
berbagai kesempatan, Anies Baswedan selalu mengatakan ada tiga hal yang ia
jadikan pedoman dalam memilih karier. Apakah secara intelektual dapat tumbuh,
apakah masih dapat menjalankan tanggung jawabnya sebagai kepala keluarga, apakah
mempunyai pengaruh sosial.
Peneliti Pusat Antar-Universitas Studi
Ekonomi UGM
Selesai
program Strata 1 (S1) di Fakultas Ekonomi UGM, Anies Baswedan sempat berkarier
sebagai peneliti dan koordinator proyek di Pusat Antar-Universitas Studi
Ekonomi UGM. Kariernya di sana tak berlangsung lama, sebab pada 1996 ia
mendapatkan beasiswa program master ke Amerika Serikat.
Manajer Riset IPC, Inc, Chicago
Selesai
mengambil kuliah doktor pada 2004, karena tidak memiliki uang untuk kembali ke
tanah air, Anies sempat bekerja sebagai manajer riset di IPC, Inc. Chicago,
sebuah asosiasi perusahaan elektronik sedunia. Kecintaannya pada tanah air
membuatnya kembali ke Indonesia.
Kemitraan Untuk Reformasi Tata Kelola
Pemerintahan
Ia kemudian
bergabung dengan Kemitraan untuk Reformasi Tata Kelola Pemerintahan sebuah
lembaga non-profit yang berfokus pada reformasi birokrasi di beragam wilayah di
Indonesia dengan menekankan kerjasama antara pemerintah dengan sektor sipil.
Hal ini tentu saja tak lepas dari kepeduliannya terhadap demokrasi, otonomi
daerah dan desentralisasi seperti tertuang dalam disertasi dan
artikel-artikelnya di beragam jurnal dan media.
Direktur Riset Indonesian Institute Center
Ia kemudian
menjadi direktur riset The Indonesian Institute. Ini merupakan lembaga
penelitian kebijakan publik yang didirikan pada Oktober 2004 oleh aktivis dan
intelektual muda yang dinamis. Kariernya di The Indonesian Institute tentu tak
lepas dari latar belakang pendidikannya di bidang kebijakan publik.
Rektor Universitas Paramadina
Pada 15 Mei
2007, Anies Baswedan menemui momen penting dalam kariernya. Ia dilantik menjadi
Rektor Universitas
Paramadina, menggantikan posisi yang dulu ditempati oleh cendekiawan
Muslim, Nurcholish
Madjid atau biasa disapa dengan Cak Nur, yang juga merupakan
pendiri universitas tersebut. Dilantiknya Anies menjadi rektor membuatnya
tercatat sebagai rektor termuda di Indonesia, dimana saat itu usianya baru menginjak
38 tahun.
Anies Baswedan terkesan dengan pidato Joseph Nye, Dekan Kennedy
School of Government diHarvard
University, yang mengatakan salah satu keberhasilan universitasnya
adalah “admit only the best” alias hanya menerima yang terbaik. Dari
sinilah Anies kemudian menggagas rekrutmen anak-anak terbaik Indonesia. Strategi yang
kemudian dikembangkan Anies Baswedan adalah mencanangkan Paramadina Fellowship
atau beasiswa Paramadina. Beasiswa itu meliputi biaya kuliah, buku, dan biaya
hidup. Paramadina Fellowship adalah perwujudan idealisme dengan bahasa bisnis.
Hal ini dilakukan karena kesadaran bahwa dunia pendidikan dan bisnis memiliki
pendekatan yang berbeda.
Untuk mewujudkan itu Anies mengadopsi konsep penamaan
mahasiswa yang sudah lulus seperti yang biasa digunakan di banyak Universitas
di Amerika Utara dan Eropa. Caranya, titel seorang lulusan universitas tersebut
mencantumkan nama sponsornya. Misalnya jika seorang mahasiswa mendapatkan dana
dari Mien R. Uno (seorang pendonor) maka
mahasiswa tersebut diwajibkan menggunakan titel Paramadina Mien R. Uno fellow.
Strategi Paramadina Fellowship ini menunjukkan dampak yang sangat positif. Kini
bahkan 25% dari sekitar 2000 mahasiswa Universitas Paramadina berasal dari
beasiswa ini. Tentu ini sumbangsih penting bagi dunia pendidikan Indonesia di
tengah mahalnya biayanya pendidikan tinggi. Gebrakan lain yang dilakukan
oleh Anies Baswedan di universitas yang ia pimpin adalah pengajaran anti
korupsi di bangku kuliah. Hal ini didasari karena Anies menganggap bahwa salah
satu persoalan bangsa ini adalah praktek korupsi. Karena itu ia berinisiatif
membuat mata kuliah wajib anti korupsi. Yang diajarkan dalam mata kuliah ini
mulai kerangka teoritis sampai laporan investigatif tentang praktik korupsi.
Ketua Yayasan Gerakan Indonesia
Mengajar
Gagasan ini
sebenarnya berawal ketika Anies Baswedan masih menjadi mahasiswa UGM sekitar
dekade 1990-an. Pada masa itu, ia bergaul dan belajar banyak dari seorang
mantan rektor UGM periode 1986-1990: Prof. Dr. Koesnadi
Hardjasoemantri (Pak Koes). Pada tahun 1950an, Pak Koes
menginisiasi sebuah program bernama Pengerahan Tenaga Mahasiswa (PTM), yakni
sebuah program untuk mengisi kekurangan guru SMA di daerah, khususnya di luar
Jawa. Dalam beberapa kasus, PTM ini justru mendirikan SMA baru dan pertama di
sebuah kota kabupaten. Pak Koes adalah inisiator sekaligus salah satu dari 8
orang yang menjadi angkatan pertama PTM ini. Beliau berangkat ke Kupang dan
bekerja di sana selama beberapa tahun. Sepulangnya dari Kupang, ia mengajak
serta 3 siswa paling cerdas untuk kuliah di UGM. Salah satunya adalah Adrianus Mooy yang di
kemudian hari menjadi Gubernur Bank Indonesia. Cerita
penuh nilai dari PTM inilah salah satu sumber inspirasi bagi Indonesia
Mengajar.
Selepas dari
UGM, Anies Baswedan mendapat beasiswa untuk melanjutkan kuliah di Amerika
Serikat. Tinggal, belajar dan bekerja di sana membuatnya memahami bahwa
anak-anak Indonesia membutuhkan kompetensi kelas dunia untuk bersaing di
lingkungan global. Tetapi, kompetensi kelas dunia saja tak cukup. Anak-anak
muda Indonesia harus punya pemahaman empatik yang mendalam seperti akar rumput
meresapi tanah tempatnya hidup. Semua proses di atas, secara perlahan membentuk
ide besar Gerakan Indonesia Mengajar. Konstruksi dasarnya mulai terumuskan pada
pertengahan 2009. Ketika itu, Anies mendiskusikan dan menguji idenya pada
berbagai pihak. Gagasan ini kemudian siap mewujud ketika beberapa pihak
berkenan menjadi sponsor.
Proses untuk mendesain dan mengembangkan konsep
Indonesia Mengajar pun dimulai pada akhir 2009, dengan membentuk tim kecil yang
kemudian berkembang hingga menjadi organisasi seperti sekarang ini. Sampai saat
ini pun, Anies Baswedan merupakan salah satu pendiri dan juga Ketua Yayasan
Gerakan Indonesia Mengajar.
Peserta Konvensi Capres Partai
Demokrat
Setelah
bertahun-tahun bergelut dalam gerakan sosial, Anies Baswedan terpanggil untuk
memasuki dunia politik. Ia diundang untuk terlibat mengurus negeri dengan mengikuti
konvensi Demokrat pada 27 Agustus 2013. Anies menerima undangan tersebut dengan
ikhtiar untuk ikut melunasi Janji Kemerdekaan. Anies Baswedan bersama 11
orang lainnya; Ali
Masykur Musa, Dahlan Iskan, Dino Patti Djalal, Endriartono
Sutarto, Gita
Wirjawan, Hayono
Isman, Irman
Gusman, Marzuki Alie, Pramono
Edhie Wibowo dan Sinyo Haris Sarundajang mengikuti
Konvensi Calon Presiden dari Partai Demokrat.
Semangat
melunasi janji kemerdekaan itulah yang merupakan misi Anies untuk negeri ini.
Bagi Anies apa yang tercantum di Pembukaan UUD 1945 bukan sebuah cita-cita
melainkan sebuah janji yang harus dilunasi. “Janji itu adalah melindungi,
menyejahterakan, mencerdaskan, dan membuat keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia,” ujarnya. Ia menilai janji-janji tersebut harus dilunasi oleh
seluruh warga negara, termasuk dirinya. Ia meyakini konvensi ini sebagai sebuah
panggilan tanggung jawab dan kehormatan. Ia mengatakan bahwa dirinya
memilih untuk terlibat dan turun tangan melunasi janji kemerdekaan.
Sikap Anies
tersebut dinyatakan secara resmi dalam deklarasi Konvensi Partai Demokrat pada
15 September 2013 di Hotel Sahid Jaya, Jakarta. Dalam kesempatan tersebut ia
mendeklarasikan sebuah gagasan yang diberi judul “Indonesia Kita Semua”.
Gagasan tersebut mengajak semua orang untuk ikut terlibat mengurus negeri, ikut
turun tangan. Gagasan ini ia buktikan dengan membuat Gerakan TurunTangan yang
dalam setahun berhasil mengumpulkan lebih dari 30.000 relawan tanpa bayaran.
Debat Konvensi
Sebagai
bentuk kedewasaan politik, Anies yang bukan kader Demokrat, mengikuti seluruh
rangkaian Konvensi sampai selesai. Beberapa rangkaian konvensi antara lain
adalah Debat Bernegara Konvensi Partai Demokrat, yang diadakan antara lain di:
Debat Konvensi di Medan
Dalam debat
perdana yang digelar di Istana Maimun, Medan (22/1/2014), Anies mengungkapkan
beberapa inisiatif. Salah satunya adalah idenya untuk merelokasi kantor BUMN ke
daerah-daerah. Menurutnya distribusi pertambahan ekonomi harus merata. Relokasi
BUMN adalah salah satu caranya.
Pada
kesempatan ini Anies juga menorehkan sejarah politik bersih dengan didukung
oleh relawan-relawan tanpa bayaran dan tidak mengotori kota dengan
spanduk-spanduk. Relawan ini merupakan Relawan TurunTangan yang mendukung Anies
untuk menjadi presiden. Anies terus melanjutkan tradisi ini sampai
berakhirnya konvensi.
Debat Konvensi di Palembang
Gelaran debat
konvensi yang kedua dilakukan di Palembang Sport Convention Center, Palembang
(25/1/2014). Dalam debat kedua tersebut Anies menekankan pembangunan dan
pemerataan ekonomi sampai ke desa. Ia menekankan bahwa pemerataan ekonomi bisa
tercapai jika pembangunan infrastruktur di desa seperti listrik, jalan serta
irigasi dapat dibangun dengan baik.
Debat Konvensi di Bandung
Dalam debat
ketiga konvensi di Hotel Harris, Bandung (5/2/2014) Anies mengungkapkan konsep
kepemimpinan yang akan ia usung. Menurutnya konsep kepemimpinan yang pas adalah
konsep kepemimpinan seperti main angklung, artinya setiap orang terlibat turun
tangan dan pemimpin menggerakkan dan membuat harmoni.
Debat Konvensi di Surabaya
Anies
mengungkapkan beberapa gagasan pada debat di Grand Mall, Surabaya (12/2/2014).
Ia menyikapi siaran televisi yang kurang mendidik. Menurutnya yang bisa
dilakukan adalah meminta para sponsor untuk berhenti menyokong acara tersebut.
Dengan begitu menurutnya acara yang muncul nantinya adalah acara-acara yang
berkualitas.
Sebelum
pelaksanaan debat, Anies juga meluncurkan strategi politiknya yang ia namakan
dengan “Indonesia 1945”. Angka 1945 sendiri merupakan akronim dari 1 semangat,
9 pekerjaan, 4 janji kemerdekaan, dalam 5 tahun. Strategi politik itu adalah
ikhtiar Anies untuk ikut melunasi janji kemerdekaan yang telah disusun oleh
para pendiri republik ini.
Debat Konvensi di Bali
Anies
berfokus pada masalah kesehatan saat melakukan debat di Hotel Aston, Bali
(18/2/2014). Menurutnya anggaran kesehatan Bali harus dinaikkan karena saat ini
hanya anggaran kesehatan per kapita hanya sebesar Rp 20.000, - yang tergolong
sangat kecil. Faktor kesehatan ini harus jadi fokus utama dalam pembangunan di
Bali.
Selain soal
kesehatan Anies juga menilai yang patut menjadi perhatian adalah sektor
pariwisata. Anies mengusulkan agar kredit untuk usaha pariwisata dapat
dipermudah sehingga dapat mengembangkan industri ini.
Debat Konvensi di Balikpapan
Dalam debat
yang dilaksanakan di Balikpapan (22/2/2014) Anies banyak menyoroti masalah
perbatasan. Menurutnya ada tiga kunci pokok dalam permasalahan perbatasan.
Pertama, harus sadar di manapun berada sama dekatnya dengan di Indonesia.
Kedua, pastikan saudara kita yang berada di perbatasan juga tercukupi
kebutuhannya. Ketiga, gabungan antara transportasi, pendidikan, dan kesehatan.
Menurutnya tiga kunci itu penting untuk masalah perbatasan di Indonesia.
Debat Konvensi di Bogor
Anies kembali
menegaskan komitmennya untuk peningkatan kualitas manusia dalam debat di Puri
Begawan, Bogor (2/3/2014). Menurut Anies kunci kemajuan bangsa ada pada
kualitas manusianya. Dalam debat ini ia juga menekankan untuk meningkatkan
kesejahteraan rakyat dan meningkatkan aktivitas padat karya.
Debat Konvensi di Makassar
Dalam debat
yang dilaksanakan di Makassar (5/3/2014) Anies menegaskan komitmennya untuk
mereformasi lembaga penegak hukum. Menurutnya ada beberapa langkah yang bisa
dilakukan untuk mewujudkan reformasi di tubuh lembaga hukum. Yang utama adalah
mengembalikan kepercayaan masyarakat pada lembaga penegak hukum dengan
menempatkan orang-orang baik dan berkompeten pada lembaga-lembaga tersebut.
Debat Konvensi di Ambon
Anies
mengemukakan empat gagasan untuk Maluku dalam sebat konvensi yang dilakukan di
Islamic Center, Ambon (11/3). Pertama, dibangun infrastruktur transportasi.
Kedua, pengadaan listrik di semua pulau di Maluku. Ketiga, pastikan akses
kredit pada usaha mikro. Keempat, pengembangan manajemen artinya pengembangan
kualitas manusianya.
Debat Konvensi di Jakarta
Rangkaian
debat konvensi ditutup dengan debat di Sahid Hotel, Jakarta (27/4/2014). Dalam
kesempatan ini Anies menegaskan kembali bahwa keikutsertaannya mengikuti
konvensi Demokrat adalah ikhtiar untuk ikut turun tangan ikut melunasi Janji
Kemerdekaan.
Penggagas Gerakan TurunTangan
Anies
Baswedan mendirikan Gerakan TurunTangan sebagai sebuah ikhtiar mengajak semua
orang terlibat melunasi janji kemerdekaan. TurunTangan mengajak semua orang
untuk ikut terlibat mengurus negeri ini dengan mendorong orang baik mengelola
pemerintahan. Gerakan ini didirikan Anies pada Agustus 2013 dengan semangat
gerakan kerelawanan tanpa bayaran. Sampai Juli 2014, relawan yang berhasil
dikumpulkan sebanyak 35.000 lebih relawan.
TurunTangan
banyak bergerak di kegiatan sosial politik. Gerakan ini mendorong anak-anak
muda di seluruh Indonesia untuk berpartisipasi aktif dalam gerakan politik.
TurunTangan didukung oleh sebuah platform online yang beralamat di
turuntangan.org. Ini adalah platform pertama berbasis gerakan relawan. Platform
ini membantu relawan mencari, mengumpulkan, dan menggerakkan para sukarelawan
di lokasi di seluruh Indonesia atau berdasarkan keahlian masing-masing. Sistem
pengelolaan relawan ini juga didukung melalui e-mail dan SMS untuk mengundang
para sukarelawan aktif dalam pelatihan sukarelawan di berbagai daerah.
Berbeda
dengan gerakan lain, TurunTangan tak hanya sekadar mendorong Anies namun juga
menciptakan sebuah politik yang sehat. Dalam kampanye pilpres misalnya
TurunTangan terus mendorong agar masyarakat kritis dalam menyikapi pilihan yang
ada. Gerakan ini juga mendorong agar kampanye dilakukan secara sehat tanpa ada
kampanye hitam. Hal ini misalnya dilakukan oleh TurunTangan wilayah Bandung
yang mengajak para simpatisan capres-cawapres di Pilpres 2014 melakukan
kampanye sehat.
Juru Bicara Pasangan Capres-Cawapres
Jokowi-Jusuf Kalla (JK)
Komitmen
Anies Baswedan untuk ikut turun tangan mendorong orang-orang baik ia lanjutkan
dengan membantu pasangan capres-cawapres Jokowi-JK dalam pilpres 2014. Anies
membantu pasangan nomor urut dua dalam Pilpres 2014 ini dengan menjadi juru
bicara pasangan tersebut.
Jokowi
mengungkapkan bahwa kehadiran Anies sangat penting dalam tim pemenangannya.
Oleh sebab itu ia meminta bantuan Anies untuk bergabung dengan timnya. Bagi
Jokowi, Anies adalah sosok muda yang inspiratif dan dekat dengan kaum
muda. Karena alasan tersebut Mantan Walikota Solo ini meminta Anies
untuk membantu dirinya dan JK dengan menjadi Juru Bicaranya.
Anies sendiri
menyatakan alasannya mendukung Jokowi-JK dengan berperan menjadi juru bicara
pasangan tersebut dengan menginformasikan keputusannya pada ribuan relawan
pendukungnya. Anies menginformasikan pilihannya mendukung Jokowi-JK dengan
mengirimkan sebuah e-mail berjudul “Pilihan Saya”.
Dalam email
tersebut Anies menyatakan bahwa pasangan Jokowi-JK yang paling mungkin
menghadirkan terobosan. Baginya Jokowi adalah sosok muda yang bisa melakukan
terobosan. Sementara itu JK ia kenal sebagai tokoh senior yang memiliki rekam
jejak terobosan dalam karya-karyanya.
Pada 22 Juli
2014, KPU merilis hasil rekapitulasi suara dan menetapkan Jokowi-JK sebagai
pemenang pemilu. Jokowi-JK meraih 53,15% suara, mengalahkan pasangan
Prabowo-Hatta yang hanya meraup 46,85% suara. Setelah kemenangan
Jokowi-JK, Anies Baswedan dipercaya oleh pasangan tersebut untuk menjadi Staf
Deputi Kantor Transisi Jokowi-JK.
Staf Deputi Kantor Transisi Jokowi-JK
Pasca
dinyatakan memenangkan pemilu presiden oleh KPU pada 22 Juli 2014. Pasangan
Jokowi-JK meminta Anies untuk menjadi salah satu staf deputi Rumah Transisi
Jokowi-JK. Rumah transisi tersebut ditujukan untuk menyiapkan kabinet sebelum
pengangkatan resmi Jokowi-JK sebagai capres dan cawapres.
Anies menjadi
staf deputi bersama Wakil Sekjen PDIP Hasto Kristianto, Sekretaris Tim
Pemenangan I Andi Widjajanto, dan Sekretaris Tim Pemenangan II Fasial Akbar.
Staf deputi ini diketuai oleh Rini M. Soemarno yang merupakan Menperindah era
pemerintahan Presiden Megawati.
Menteri
Kebudayaan dan Penddidikan Dasar dan Menengah
Setelah
mengalami penundaan dan tarik ulur soal susunan menteri cabinet Joko Widodo
akhirnya Presiden Joko Widodo yang didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla
mengumumkan Susunan menteri-mentri yang akan membantu kinerja presiden, nam Anies
Baswedan disebut untuk menduduki Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan
Menengah pada Kabinet Kerja masa bakti 2014 - 2019
Pemikiran Anies Baswedan
Melunasi Janji Kemerdekaan
Dalam
perspektif Anies Baswedan dalam Pembukaan Undang-Undang
Dasar 1945 negara ini tak hanya sedang bercita-cita, melainkan
sedang berjanji. Menurutnya Republik ini dibangun dengan ikatan janji, ia
menyebutnya Janji Kemerdekaan. Janji kemerdekaan itu diantaranya janji
perlindungan, kesejahteraan, pencerdasan dan peran global pada setiap anak
bangsa.
Menurutnya masih banyak masyarakat yang belum dilunasi janji
kemerdekaannya. Baginya pelunasan janji itu tidak hanya tanggung jawab
konstitusional negara dan pemerintah, melainkan tanggung jawab moral setiap
anak bangsa yang telah mendapat pelunasan janji yakni telah terlindungi,
tersejahterakan, dan tercerdaskan. Untuk melunasi janji kemerdekaan tersebut,
maka Anies Baswedan memiliki beberapa pemikiran dan inisiatif yang ia wujudkan
dengan beberapa pihak yang bersama-sama bersedia turun tangan.
Tenun Kebangsaan
Salah satu
janji kemerdekaan yang banyak mendapat perhatian saat ini adalah soal janji
perlindungan untuk setiap warga negara. Hal ini terkait dengan beberapa
tindakan yang mendiskriminasikan minoritas. Menurut Anies Baswedan Republik ini
dirancang untuk melindungi setiap warga negara. Ia mengilustrasikan Republik
ini sebagai sebuah tenun kebangsaan yang dirajut dari kebhinekaan suku, adat,
agama, keyakinan, bahasa, geografis yang sangat unik. Kekerasan atas nama
apapun akan merusak tenun tersebut.
Dalam soal perlindungan terhadap warga
negara atas kekerasan yang kerap terjadi menurut Anies Baswedan harus dilihat
sebagai warga negara menyerang warga negara lainnya, terjadi bukan soal
mayoritas lawan minoritas. Menurutnya negara tidak bisa mengatur perasaan, pikiran,
ataupun keyakinan warga negaranya. Namun, negara sangat bisa mengatur cara
mengekspresikannya. Dialog antar pemikiran setajam apapun boleh, namun begitu
berubah jadi kekerasan maka pelakunya berhadapan dengan negara dan hukum.
Pendidikan Sebagai Eskalator Ekonomi
Janji
kemerdekaan untuk pencerdasan warga negara diwujudkan Anies dalam beberapa
inisiatif. Menurut Anies Baswedan selama empat atau lima dekade terakhir,
pendidikan menjadi eskalator sosial ekonomi masyarakat Indonesia. Ia
mencontohkan, kelas menengah atas Indonesia saat ini adalah kelas menengah ke
bawah dulunya. Karena pendidikan khususnya pendidikan tinggi-lah status sosial
ekonomi dapat naik. Berbeda dengan beberapa dekade lalu, kini eskalator ini
tidak bisa lagi dinaiki semua orang karena tingginya biaya pendidikan dan akses
pendidikan yang terbatas. Untuk mengatasi maslaha tersebut, Anies Baswedan
menelurkan beberapa insiatif pendidikan yang menciptakan perubahan positif di
masyarakat.
Indonesia Mengajar
Indonesia
Mengajar didasari oleh salah satu janji kemerdekaan negara ini dalam pembukaan
Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 yakni mencerdaskan kehidupan bangsa. Banyak
masyarakat di daerah yang belum dapat menikmati janji tersebut. Salah satu
permasalahan terbesar pendidikan di daerah yakni distribusi guru yang tidak
merata.
Indonesia
Mengajar mengirimkan memiliki dua tujuan utama. Pertama adalah mengirim
anak-anak muda terbaik bangsa yang disebut sebagai Pengajar Muda (PM) untuk
mengajar selama satu tahun di Sekolah Dasar di desa-desa terpencil di penjuru
negeri. Tak hanya mengajar para PM juga berinteraksi langsung dengan pemangku kepentingan
di daerah dan masyarakat.
Kedua,
menciptakan calon pemimpin yang memiliki pemahaman akar rumput dan kompetensi
global. Dengan bekal pendidikan dan organisasi yang dimiliki oleh para PM
ditambah interaksinya dengan masyarakat akar rumput selama satu tahun membuat
PM memberikan pengalaman kepemimpinan nyata dan pemahaman empatik yang tinggi
bagi yang melaluinya. Dimulai pada tahun 2010 kini Indonesia Mengajar telah
memberangkatkan lebih dari 200 PM ke 17 kabupaten yang tersebar dari barat
sampai timur Indonesia.
Indonesia Menyala
Program
Indonesia Menyala berawal dari hasil pengamatan sejumlah Pengajar Muda sejak
mereka ditempatkan pada November 2010. Mereka melihat bahwa mayoritas anak
didik mereka kekurangan bahan bacaan yang bermutu. Melihat kebutuhan tersebut
dan kesadaran atas pentingnya buku untuk teman-teman di pelosok, maka program
Indonesia Menyala diluncurkan pada 15 April 2011.
Indonesia
Menyala membentuk perpustakaan-perpustakaan yang bertempat di wilayah
penempatan Pengajar Muda. Perpustakaan Indonesia Menyala terdiri dari dua
bentuk yakni perpustakaan tetap dan perpustakaan berputar. Perpustakaan tetap
yaitu perpustakaan yang berisikan buku yang hanya digunakan di satu sekolah
penempatan. Sedangkan, perpustakaan berputar, berbentuk sebuah tas yang dibawa
keliling oleh Pengajar Muda untuk dibaca oleh masyarakat sekitar. Indonesia
Menyala menghilangkan sekat besar akses terhadap bacaan yang terbatas pada masyarakat
masyarakat pedesaan di Indonesia, sehingga semakin meneguhkan bahwa pendidikan
adalah hak yang harus diterima setiap masyarakat.
Kelas Inspirasi
Kelas
Inspirasi mengundang para profesional yang sukses karena pendidikan untuk turun
tangan berbagi cerita dan pengalaman kerja selama satu hari di hari yang
disebut dengan Hari Inspirasi. Tujuan Kelas Inspirasi ada dua yaitu menjadi
wahana bagi sekolah dan siswa untuk belajar dari para profesional, serta agar
para profesional, khususnya kelas menengah secara lebih luas dapat belajar
mengenai kenyataan dan fakta mengenai kondisi pendidikan kita.
Dengan Kelas
Inspirasi diharapkan terjalin relasi yang dapat terus menerus sekolah dan kelas
menengah pelihara. Hal ini sebagai wujud jendela komunikasi antara profesional
sebagai kelas menengah dan dunia pendidikan di SD negeri sebagai salah satu
area yang perlu diadvokasi dan dikembangkan terus menerus. Sehingga dengan itu
diharapkan mampu mendorong kalangan profesional untuk berperan aktif dalam
pendidikan melalui kegiatan serupa.
Kualitas Manusia Indonesia
Salah satu
janji kemerdekaan adalah janji kesejahteraan. Menurut Anies Baswedan titik
berangkat kesejahteraan bukan seperti dalam perspektif lama yakni Sumber Daya
Alam (SDA), titik berangkatnya adalah kesadaran bahwa garda terdepan untuk
meraih kemenangan adalah kualitas manusia. Ia menggunakan istilah kualitas
manusia bukan kualitas sumber daya manusia. Hal tersebut dikarenakan karena
manusia Indonesia tidak boleh dipandang semata-mata sebagai sumber daya.
Kualitas manusia ini hanya bisa diraih lewat pendidikan yang berkualitas.
Pendidikan berkualitas itu sebab utamanya bukan karena gedung, buku, kurikulum
atau bahasa yang berkualitas. Untuk mendorong hal tersebut
menurutnya kepemimpinan yang dibutuhkan adalah kepemimpinan yang menggerakkan
manusia Indonesia. Kepemimpinan yang menginspirasi, bukan mendikte.
Kepemimpinan yang bersifat patron-client tidak lagi cocok untuk
kondisi Indonesia saat ini. Yang lebih cocok menurut Anies adalah kepemimpinan
yang mampu membuat orang bergerak, turun tangan dan berkontribusi untuk
menyelesaikan masalah.
Gerakan Anti Korupsi
Yang juga
menjadi perhatian Anies Baswedan soal belum terlunasinya janji kesejahteraan
adalah praktek korupsi di Indonesia. Ia beberapa kali bergabung menjadi aktivis
anti korupsi atas undangan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Tim 8 KPK
Pada 2010
Anies Baswedan tergabung dalam Tim Verifikasi Fakta dan Hukum atau dikenal
dengan Tim 8 yang diketuai Adnan
Buyung Nasution untuk meneliti kasus dugaan kriminalisasi
terhadap Bibit
Samad Rianto dan Chandra M. Hamzah. Nama kedua pemimpin Komisi
ini ramai dikaitkan dalam perseteruan Kepolisian versus KPK – yang populer
dengan sebutan “Cicak versus Buaya” – ketika itu.
Ketua Komite Etik KPK
Februari 2013
Anies Baswedan diminta oleh KPK untuk memimpin Komite Etik KPK – tim ad hoc
bentukan pemimpin antirasuah itu. Tugas Komite ini adalah memeriksa ihwal
bocornya surat perintah penyidikan (sprindik) kasus korupsi proyek Hambalang
atas nama tersangka Anas
Urbaningrum.
Pemahaman Akar Rumput dan Kompetensi
Global
Salah satu
janji kemerdekaan adalah janji berperan dalam tingkat global. Menurut Anies
Baswedan dahulu pada saat Sumpah Pemuda misalnya seorang Jawa atau Sunda
menjadi Indonesia tanpa kehilangan Jawa atau Sundanya, sekarang kesadaran
seperti itu adalah bahwa kita juga warga dunia. Menurutnya kesadaran yang saat
ini diperlukan adalah kesadaran melampaui Indonesia (beyond Indonesia). Kepada
para mahasiswa Anies sering mengatakan kompetitor mereka bukan lagi dari
Universitas yang berada di negeri ini.
Kompetitor mahasiswa itu adalah
lulusan Melbourne, AS, Tokyo, dan
lain-lain yang memiliki kemampuan bahasa, ilmu pengetahuan, dan jaringan
internasional. Menurutnya yang penting untuk dimiliki saat ini adalah
kompetensi yang bersifat global dan pemahaman akan permasalahan akar rumput
yang nyata terjadi di masyarakat. Istilah yang kerap ia kemukakan
adalah grass roots understanding and world class
competence (pemahaman akar rumput dan kompetensi tingkat dunia).
Penghargaan yang diterima Anies
Baswedan
Tingkat Nasional
Harian Rakyat Merdeka menganugerahkan
The Golden Awards pada peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) harian ini yang ke 14
pada Juni 2013. Anies dipilih atas inspirasinya di bidang pendidikan melalui
Gerakan Indonesia Mengajar. Selain Anies tokoh yang mendapatkan penghargaan ini
adalah Johan Budi SP (Juru Bicara KPK) dan Ignasius Jonan(Dirut
PT KAI).
Pada Agustus
2013, Anies Baswedan mendapatkan Anugerah Integritas Nasional dari Komunitas
Pengusaha Antisuap (Kupas) serta Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia.
Penilaian ini didasari atas survey yang dilakukan pada 2012 tentang persepsi
masyarakat terhadap sejumlah tokoh nasional. Anies terpilih bersama beberapa
tokoh lain seperti Komaruddin
Hidayat, Abraham
Samad, serta Mahfud MD.
Menurut Ketua Kupas Ai Mulyadi Mamoer, mereka yang terpilih adalah mereka yang
jujur, bertanggungjawab, visioner, disiplin, bisa bekerja sama, adil dan
peduli.
Dompet Dhuafa
memberikan penghargaan Dompet Dhuafa Award 2013 kepada Anies Baswedan pada Juli
2013. Penghargaan ini diberikan kepada tokoh-tokoh yang dinilai telah
memberikan inspirasi kebajikan bagi masyarakat dan berkontribusi bagi bangsa.
Anies Baswedan menerima penghargaan kategori pendidikan. Ia dipilih karena
usahanya melunasi janji kemerdekaan di bidang pendidikan melalui Gerakan
Indonesia Mengajar. Selain Anies Baswedan beberapa tokoh menerima penghargaan
ini antara lain, Jusuf Kalla (Mantan
Wakil Presiden), Warsito Purwo (Ketua Umum Masyarakat dan
Ilmuwan Teknologi Indonesia), serta Irma Suryati (penggerak kaum difabel).
Anies
Baswedan juga menerima penghargaan Tokoh Inspiratif dalam Anugerah Hari Sastra
Indonesia. Penghargaan ini diberikan pada saat perayaan Hari Sastra Nasional
pada 3 Juli 2013 di Balai Budaya Pusat Bahasa, Rawamangun, Jakarta. Anies
mendapat penghargaan kategori tokoh inspiratif. Anies dirasa memiliki track
record serta kepedulian dalam memperjuangkan kemajuan untuk Indonesia.
Tingkat Internasional
Gerald Maryanov Award
Pada 2004
Anies Baswedan menerima penghargaan Gerald Maryanov Fellow dari Departemen
Ilmu Politik Universitas Northern Illinois.
100 Intelektual Publik Dunia
Pada 2008
Majalah Foreign
Policy memasukkan Anies Baswedan dalam 100 Intelektual Publik
Dunia. Anies merupakan satu-satunya orang Indonesia yang masuk pada daftar
hasil rilis majalah tersebut. Dalam daftar itu nama Anies sejajar dengan tokoh
dunia seperti Noam
Chomsky (tokoh perdamaian), para penerima nobel seperti Shirin Ebadi, Al Gore, Muhammad Yunus, dan Amartya Sen.
Young Global Leaders
Jiwa
kepemimpinan Anies Baswedan juga membuahkan hasil dengan hadirnya nama Anies
dalam salah satu Young Global Leaders pada Februari 2009 yang
diberikan olehWorld Economic Forum.
20 Tokoh Pembawa Perubahan Dunia
Dua tahun
berselang setelah mendapat penghargaan 100 Intelektual Publik Dunia, pada April
2010, Anies Baswedan terpilih sebagai satu dari 20 tokoh yang membawa perubahan
dunia untuk 20 tahun mendatang versi majalah Foresight yang terbit di
Jepang. Dalam edisi khusus “20 orang 20 tahun”, Majalah ini menampilkan 20
tokoh yang diperkirakan akan menjadi perhatian dunia. Mereka akan berperan
dalam perubahan dunia dua dekade mendatang.
Menurut
majalah itu Anies Baswedan dinilai sebagai salah satu tokoh calon pemimpin
Indonesia masa mendatang. Nama Anies berdampingan dengan Vladimir Putin (Perdana
Menteri Rusia), Hugo Chavez (Mantan
Presiden Venezuela),David Miliband (Menteri Luar Negeri
Inggris), Rahul Gandi (Sekjen Indian National
Congress India), serta Paul Ryan (politisi
muda Partai Republik dan anggota House
of Representative AS).
PASIAD Education Award
Anies
Baswedan menerima penghargaan dari The Association of Social and Economic
Solidarity with Pacific Countries (PASIAD) kategori Pendidikan dari Pemerintah
Turki pada tahun 2010. Penghargaan ini diberikan kepada pengajar, pelajar
maupun individu yang telah berkontribusi untuk dunia pendidikan. Anies Baswedan
menerima penghargaan ini karena telah membuat anak-anak muda terbaik untuk
mengajar di daerah terpencil yang jauh dari akses pendidikan melalui program
Indonesia Mengajar.
Nakasone Yasuhiro Award
Anies
Baswedan menerima Nakasone Yasuhiro pada Juni 2010. Penghargaan ini diberikan
langsung oleh Mantan Perdana Menteri Jepang, Yasuhiro Nakasone.
Penghargaan ini diberikan kepada orang-orang visioner yang membawa perubahan
dan memiliki daya dobrak, demi tercapainya abad 21 yang lebih cerah. Anies
dirasa adalah salah satu sosok visioner tersebut. Hanya beberapa orang asal
Indonesia yang pernah menerima penghargaan bergengsi ini, seperti Rizal Sukma (Peneliti CSIS) dan Wayan Karna (Dekan ISIDenpasar).
500 Muslim Berpengaruh di Dunia
Penghargaan
yang diterima Anies Baswedan juga hadir dari kawasan Timur Tengah. The
Royal Islamic Strategic Studies Center, Jordania, memasukkan nama Anies dalam
daftarThe 500 Most Influential Muslims pada Juli 2010. Penghargaan ini
diberikan untuk 500 tokoh Muslim paling berpengaruh di dunia.
Kehidupan pribadi Anies Baswedan
Anies merupakan
cucu dari pejuang nasional Abdurrahman
Baswedan, seorang jurnalis dan diplomat yang pernah menjabat sebagai
Wakil Menteri Penerangan pada masa revolusi fisik. Kedua orang tuanya berasal dari kalangan
akademis. Ayahnya, Drs. Rasyid Baswedan, merupakan dosen di Fakultas
Ekonomi, Universitas Islam Indonesia, sementara ibunya, Prof. Dr.
Aliyah Rasyid, M.Pd. merupakan guru besar di Fakultas Ilmu Sosial dan
Ekonomi, Universitas Negeri Yogyakarta.
Anies menikah
dengan Fery Farhati Ganis, seorang sarjana psikologi dari Universitas
Gadjah Mada pada tanggal 11 Mei 1996. Fery mendapat gelar
magisternya dalam bidang parenting education dari Northern Illinois University.
Pasangan ini dikaruniai empat orang anak: Mutiara Annisa, Mikail Azizi, Kaisar
Hakam dan Ismail Hakim.
Anies Baswedan mempunyai pribadi yaitu http://www.aniesbaswedan.com/
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Inilah Profil Lengkap Anies Baswedan Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah
Ditulis oleh DOWNLOAD SOAL UJIAN NASIONAL
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://download-soal.blogspot.com/2014/10/inilah-profil-lengkap-anies-baswedan.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh DOWNLOAD SOAL UJIAN NASIONAL
Rating Blog 5 dari 5
0 komentar:
Post a Comment